April 10th, 2016 // ForBALI

Pemasangan Atribut Tolak Reklamasi Terus Meluas

Foto Pemasangan Panji-Panji Tolak Reklamasi Teluk Benoa (2)

Rakyat di berbagai penjuru Bali antusias memasang baliho dan atribut penolakan reklamasi Teluk Benoa.

Nusa Dua
Sekaa Teruna Teruni (STT) Banjar Penyarikan dan Bocah-Bocah Creative (BBC), Bualu, Nusa Dua siang tadi mendirkan baliho penolakan reklamasi Teluk Benoa di wilayah mereka. Hadir juga Ketua BBC I Wayan Santika bersama kepala lingkungan penyarikan I Nyoman Sueta, SE dan juga Jro Mangku Angin.

I Nyoman Sueta, Kepala Lingkungan Penyarikan menjelaskan pemasangan baliho tersebut adalah sebagai bentuk permohonan restu kepada Jro Gede Mecaling agar diberikan restu menuju persembahyangan bersama Pasubayan Desa Adat Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa.

Simbol yang dipasang di baliho adalah Jro Gede Mecaling yang berstana di Pura Dalem Nusa, agar Ida Betara nuntun perjalanan warga sekaligus diberikan restu acara persembahyangan sebentar lagi. “Kami menganggap beliaulah yang menuntun kita dalam perjalanan dan perjuangan menolak reklamasi Teluk Benoa ini,” papar Nyoman Sueta.

Sementara itu, ketua BBC menjelaskan pemasangan baliho selain sebagi bentuk permohonan restu kepada Ida Betara yang berstana di Pura Dalem Nusa juga untuk meminta kepada Presiden Joko Widodo agar segera mencabut perpres 51/2014.

“Kepada Bapak Presiden RI Joko Widodo agar mencabut Perpres 51 Tahun 2014. Pencabutan perpres 51 tahun 2014 ini sangatlah penting selain untuk menghentikan rencana reklamasi Teluk Benoa serta pencabutan Perpres No 51/2014 agar melepaskan Presiden dari jebakan rezim sebelumnya,” papar Wayan Santika.

Legian
Di sepanjang jalan legian, Kuta masyarakat legian yang dikoordinir oleh Solidaritas Legian Peduli (SOLID) melakukan pemasangan panji-panji penolakan reklamasi Teluk Benoa.

Koordintor SOLID Tolak Reklamasi Teluk Benoa menjelaskan pemasangan panji-panji tolak reklamasi Teluk Benoa tersebut untuk menyampaikan pada khalayak luas dan mendapatkan reaksi dari wisatawan di wilayah Legian. Harapannya, turis akan menanyakan langsung kepada masyarakat tentang alasan penolakan reklamasi Teluk Benoa. Sebagai daerah pariwisata menurutnya pemasang baliho tersebut akan menadapatkan perhatian lebih.

“Mengingat kita daerah kawasan wisata, kita yakin akan mendapat fokus perhatian lebih,” papar Koordintor SOLID AA. Putu Oka Hartawan. Pemasangan tersebut mendapat reaksi wisatawan dengan bertanya kepada masyarakat. Mereka lalu positif ikut mendukung pergerakan ini karena yang mereka inginkan adalah wisata budaya dan kealamian Bali.

Ia juga menjelaskan sebagai daerah di kawasan pariwisata, Legian tidak anti dengan investasi. Tetapi, menurutnya investasi yang merusak seperti rencana reklamasi Teluk Benoa harus dibatalkan karena justru akan menghacurkan pariwisata Bali saat ini.

“Panji-panji kita sengaja dipasang di jalan utama Jl Legian-Kuta sebagai bentuk protes atas adanya rencana reklamasi Teluk Benoa dan meminta agar Perpres 51/2014 segera dicabut,” ujarnya.

Pencabutan perpres 51/2014 dengan mengembalikan Teluk Benoa sebagai kawasan konservasi akan menghindarkan Bali dari kerusakan yang lebih parah. Untuk terus membela ibu pertiwi, koordinator SOLID juga menekankan jika semua panji-panji yang dipasang adalah swadaya dari masyarakat Legian, dengan sukarela membelinya atas dasar hati nurani.

Foto Pemasangan Panji-Panji Tolak Reklamasi Teluk Benoa (2)

Rakyat di berbagai penjuru Bali antusias memasang baliho dan atribut penolakan reklamasi Teluk Benoa.

Nusa Dua
Sekaa Teruna Teruni (STT) Banjar Penyarikan dan Bocah-Bocah Creative (BBC), Bualu, Nusa Dua siang tadi mendirkan baliho penolakan reklamasi Teluk Benoa di wilayah mereka. Hadir juga Ketua BBC I Wayan Santika bersama kepala lingkungan penyarikan I Nyoman Sueta, SE dan juga Jro Mangku Angin.

I Nyoman Sueta, Kepala Lingkungan Penyarikan menjelaskan pemasangan baliho tersebut adalah sebagai bentuk permohonan restu kepada Jro Gede Mecaling agar diberikan restu menuju persembahyangan bersama Pasubayan Desa Adat Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa.

Simbol yang dipasang di baliho adalah Jro Gede Mecaling yang berstana di Pura Dalem Nusa, agar Ida Betara nuntun perjalanan warga sekaligus diberikan restu acara persembahyangan sebentar lagi. “Kami menganggap beliaulah yang menuntun kita dalam perjalanan dan perjuangan menolak reklamasi Teluk Benoa ini,” papar Nyoman Sueta.

Sementara itu, ketua BBC menjelaskan pemasangan baliho selain sebagi bentuk permohonan restu kepada Ida Betara yang berstana di Pura Dalem Nusa juga untuk meminta kepada Presiden Joko Widodo agar segera mencabut perpres 51/2014.

“Kepada Bapak Presiden RI Joko Widodo agar mencabut Perpres 51 Tahun 2014. Pencabutan perpres 51 tahun 2014 ini sangatlah penting selain untuk menghentikan rencana reklamasi Teluk Benoa serta pencabutan Perpres No 51/2014 agar melepaskan Presiden dari jebakan rezim sebelumnya,” papar Wayan Santika.

Legian
Di sepanjang jalan legian, Kuta masyarakat legian yang dikoordinir oleh Solidaritas Legian Peduli (SOLID) melakukan pemasangan panji-panji penolakan reklamasi Teluk Benoa.

Koordintor SOLID Tolak Reklamasi Teluk Benoa menjelaskan pemasangan panji-panji tolak reklamasi Teluk Benoa tersebut untuk menyampaikan pada khalayak luas dan mendapatkan reaksi dari wisatawan di wilayah Legian. Harapannya, turis akan menanyakan langsung kepada masyarakat tentang alasan penolakan reklamasi Teluk Benoa. Sebagai daerah pariwisata menurutnya pemasang baliho tersebut akan menadapatkan perhatian lebih.

“Mengingat kita daerah kawasan wisata, kita yakin akan mendapat fokus perhatian lebih,” papar Koordintor SOLID AA. Putu Oka Hartawan. Pemasangan tersebut mendapat reaksi wisatawan dengan bertanya kepada masyarakat. Mereka lalu positif ikut mendukung pergerakan ini karena yang mereka inginkan adalah wisata budaya dan kealamian Bali.

Ia juga menjelaskan sebagai daerah di kawasan pariwisata, Legian tidak anti dengan investasi. Tetapi, menurutnya investasi yang merusak seperti rencana reklamasi Teluk Benoa harus dibatalkan karena justru akan menghacurkan pariwisata Bali saat ini.

“Panji-panji kita sengaja dipasang di jalan utama Jl Legian-Kuta sebagai bentuk protes atas adanya rencana reklamasi Teluk Benoa dan meminta agar Perpres 51/2014 segera dicabut,” ujarnya.

Pencabutan perpres 51/2014 dengan mengembalikan Teluk Benoa sebagai kawasan konservasi akan menghindarkan Bali dari kerusakan yang lebih parah. Untuk terus membela ibu pertiwi, koordinator SOLID juga menekankan jika semua panji-panji yang dipasang adalah swadaya dari masyarakat Legian, dengan sukarela membelinya atas dasar hati nurani.