Agustus 21st, 2018 // ForBALI

Pemuda Petang Pegang Teguh Komitmen Untuk Kemenangan Teluk Benoa.

Foto Pemasangan Baliho Tolk Reklamasi Teluk Benoa oleh Pemuda Petang, 25 Maret 2018 (2)

Menjelang habisnya masa berlaku ijin lokasi reklamasi di Teluk Benoa yang dipegang PT.TWBI pada 25 Agustus 2018, aksi-aksi penolakan reklamasi Teluk Benoa dibeberapa wilayah di Bali semakin marak. Salah satunya seperti yang dilakukan para pemuda di Desa Petang, Badung.

Pada hari minggu, 25 maret 2018 mereka mendirikan 3 buah baliho penolakan reklamasi Teluk Benoa diwilayah Desa Petang, masing-masing di perbatasan desa, didepan Banjar Petang Kelod dan didepan Banjar Angantiga. Pemasangan baliho tersebut dikoordinir oleh STT Kumara Chanti, Banjar Petang Kelod.

Seperti diketahui pemuda di Desa Petang pada 3 juli 2016 telah mengadakan deklarasi yang menyatakan dengan tegas menolak reklamasi  Teluk Benoa yang diikuti ribuan massa. Desa Petang sendiri terletak di Kabupaten Badung bagian utara yang jauh dari Teluk Benoa dan tidak memiliki pantai.

Seperti yang disampaikan Ketua STT. Kumara Chanti, Eko Pudja Werdi bahwa pendirian 3 baliho yang mereka lakukan merupakan bentuk konsistensi mereka dalam menolak proyek reklamasi Teluk Benoa. “Sejak 3 juli 2016 kami telah mendeklarasikan ketegasan pemuda Petang untuk menolak reklamasi Teluk Benoa dan tidak akan berhenti sampai rencana proyek reklamasi tersebut dibatalkan”, jelasnya.

I Gede Yana Indrawan, salah seorang penggerak gerakan Bali Tolak Reklamasi di Desa Petang mengatakan semangat para pemuda di Petang tidak pernah pudar dalam berjuang menolak reklamasi Teluk Benoa. “2018 ini tahun penentuan perjuangan kita dalam menolak reklamasi Teluk Benoa untuk itu semangat harus dijaga dan kami pemuda Petang siap memenangkan Teluk Benoa”, ujarnya.

Sementara itu I Wayan Suryantara, SH salah seorang tokoh masyarakat Desa Petang  menjelaskan bahwa ia sangat mendukung dan memberikan apresiasi kepada para pemuda di Petang yang konsisten menyuarakan penolakan reklamasi Teluk Benoa. “Kami sangat mendukung kegiatan para pemuda Petang menyuarakan aspirasi mereka dalam menolak rencana rekalamasi Teluk Benoa yang jelas-jelas akan merusak alam Bali. Reklamasi Teluk Benoa bertentangan dengan Tri Hita Karana yang salah satunya menjunjung keharmonisan manusia dan alamnya”, jelasnya.

Foto Pemasangan Baliho Tolk Reklamasi Teluk Benoa oleh Pemuda Petang, 25 Maret 2018 (2)

Menjelang habisnya masa berlaku ijin lokasi reklamasi di Teluk Benoa yang dipegang PT.TWBI pada 25 Agustus 2018, aksi-aksi penolakan reklamasi Teluk Benoa dibeberapa wilayah di Bali semakin marak. Salah satunya seperti yang dilakukan para pemuda di Desa Petang, Badung.

Pada hari minggu, 25 maret 2018 mereka mendirikan 3 buah baliho penolakan reklamasi Teluk Benoa diwilayah Desa Petang, masing-masing di perbatasan desa, didepan Banjar Petang Kelod dan didepan Banjar Angantiga. Pemasangan baliho tersebut dikoordinir oleh STT Kumara Chanti, Banjar Petang Kelod.

Seperti diketahui pemuda di Desa Petang pada 3 juli 2016 telah mengadakan deklarasi yang menyatakan dengan tegas menolak reklamasi  Teluk Benoa yang diikuti ribuan massa. Desa Petang sendiri terletak di Kabupaten Badung bagian utara yang jauh dari Teluk Benoa dan tidak memiliki pantai.

Seperti yang disampaikan Ketua STT. Kumara Chanti, Eko Pudja Werdi bahwa pendirian 3 baliho yang mereka lakukan merupakan bentuk konsistensi mereka dalam menolak proyek reklamasi Teluk Benoa. “Sejak 3 juli 2016 kami telah mendeklarasikan ketegasan pemuda Petang untuk menolak reklamasi Teluk Benoa dan tidak akan berhenti sampai rencana proyek reklamasi tersebut dibatalkan”, jelasnya.

I Gede Yana Indrawan, salah seorang penggerak gerakan Bali Tolak Reklamasi di Desa Petang mengatakan semangat para pemuda di Petang tidak pernah pudar dalam berjuang menolak reklamasi Teluk Benoa. “2018 ini tahun penentuan perjuangan kita dalam menolak reklamasi Teluk Benoa untuk itu semangat harus dijaga dan kami pemuda Petang siap memenangkan Teluk Benoa”, ujarnya.

Sementara itu I Wayan Suryantara, SH salah seorang tokoh masyarakat Desa Petang  menjelaskan bahwa ia sangat mendukung dan memberikan apresiasi kepada para pemuda di Petang yang konsisten menyuarakan penolakan reklamasi Teluk Benoa. “Kami sangat mendukung kegiatan para pemuda Petang menyuarakan aspirasi mereka dalam menolak rencana rekalamasi Teluk Benoa yang jelas-jelas akan merusak alam Bali. Reklamasi Teluk Benoa bertentangan dengan Tri Hita Karana yang salah satunya menjunjung keharmonisan manusia dan alamnya”, jelasnya.