Juni 17th, 2014 // ForBALI

Warga Kibarkan Bendera Tolak Reklamasi Teluk Benoa

TB Ratusan masyarakat tergabung Tanjung Benoa Tolak Reklamasi Teluk Benoa ini melakukan aksi pemasangan baliho dan bendera di desa Tanjung Benoa dengan di iringi gambelan Baleganjur. Baliho terpasang bertuliskan. “Ngiring sareng sami kawal keputusan semua  banjar”  dengan gambar 3 surat keputusan banjar dan pernyataan sikap sabha desa untuk menolak rencana reklamasi di Teluk Benoa. Surat keputusan masing- masing banjar dan pernyataan sikap bersama sabha desa merupakan surat resmi dari hasil rapat masyarakat Tanjung Benoa yang ditandatangani oleh pejabat desa, lurah dan masyarakat Tanjung Benoa. Sebelumnya sabha desa sudah pernah bersurat kepada lembaga resmi, seperti LPPM Unud, Camat Kuta Selatan, DPRD dan Bupati badung serta Gubenur Bali. Seiring perkembangan ada beberapa oknum yang menyatakan Tanjung Benoa mendukung, sehingga aksi ini merupakan penegasan masyarakat bahwa Tanjung Benoa tetap menolak reklamasi. Korlap aksi Tanjung Benoa Tolak reklamasi Kadek Rino mengatakan “aksi ini merupakan penegasan sikap masyarakat Tanjung Benoa atas kesepakatan 3 dari 4 banjar yang ada di tanjung benoa untuk menolak rencana reklamasi di teluk benoa” ujarnya. Kadek Rino menambahkan “Terdapat  2 titik pemasangan baliho besar, diantaranya catus pata depan pura desa Tanjung Benoa  dan depan Polairut Tanjung Benoa. Aksi ini juga diwarnai dengan kesurupan salah satu masyarakat yang ikut aksi di Tanjung Benoa” imbuhnya. Selain itu juga ada pemasangan bendera tanjung benoa tolak reklamasi yang berjumlah 100 bendera yang di pasang di masing-masing rumah warga, jumlah akan di tambah karena bendera masih proses cetak. Ketua Tanjung Benoa Tolak Reklamasi, Wayan Kartika menyatakan aksi diikuti ratusan warga asli Tanjung Benoa sebagai bentuk penolakan terhadap segala upaya dari pihak pihak yang menginginkan terjadinya reklamasi, “Jika terjadi akan menimbulkan dampak yang sangat berbahaya bagi Tanjung Benoa” ujarnya Wayan Kartika juga menambahkan “Tanjung Benoa merupakan daerah terdampak lansung jika terjadi reklamasi, sehingga masyarakat tanjung benoa berdasarkan surat keputusan bersama harus menaati surat tersebut”  imbuhnya dalam rilis diterima KabarNusa.com. Wayan Kartika juga menambahkan agar masyarakat berkaca dengan reklamasi yang ada di Pulau Serangan yang merusak ekosistem. Aksi masyarakat Tanjung Benoa ini adalah aksi keempat kalinya dilakukan, pertama dilakukan di tengah Teluk Benoa dengan menggunakan boat. Kedua melakukan pakelem (upacara agama) di Teluk Benoa, ketiga dengan memasang baliho tolak reklamasi  Aksi ketiga dikoordinatori GEMPAR (gerakan masyarakat dan pemuda tolak Reklamasi) Tanjung benoa serta aksi ke empat ini di koordinatori oleh Tanjung Benoa Tolak Reklamasi. Sumber: Kabar Nusa

TB Ratusan masyarakat tergabung Tanjung Benoa Tolak Reklamasi Teluk Benoa ini melakukan aksi pemasangan baliho dan bendera di desa Tanjung Benoa dengan di iringi gambelan Baleganjur. Baliho terpasang bertuliskan. “Ngiring sareng sami kawal keputusan semua  banjar”  dengan gambar 3 surat keputusan banjar dan pernyataan sikap sabha desa untuk menolak rencana reklamasi di Teluk Benoa. Surat keputusan masing- masing banjar dan pernyataan sikap bersama sabha desa merupakan surat resmi dari hasil rapat masyarakat Tanjung Benoa yang ditandatangani oleh pejabat desa, lurah dan masyarakat Tanjung Benoa. Sebelumnya sabha desa sudah pernah bersurat kepada lembaga resmi, seperti LPPM Unud, Camat Kuta Selatan, DPRD dan Bupati badung serta Gubenur Bali. Seiring perkembangan ada beberapa oknum yang menyatakan Tanjung Benoa mendukung, sehingga aksi ini merupakan penegasan masyarakat bahwa Tanjung Benoa tetap menolak reklamasi. Korlap aksi Tanjung Benoa Tolak reklamasi Kadek Rino mengatakan “aksi ini merupakan penegasan sikap masyarakat Tanjung Benoa atas kesepakatan 3 dari 4 banjar yang ada di tanjung benoa untuk menolak rencana reklamasi di teluk benoa” ujarnya. Kadek Rino menambahkan “Terdapat  2 titik pemasangan baliho besar, diantaranya catus pata depan pura desa Tanjung Benoa  dan depan Polairut Tanjung Benoa. Aksi ini juga diwarnai dengan kesurupan salah satu masyarakat yang ikut aksi di Tanjung Benoa” imbuhnya. Selain itu juga ada pemasangan bendera tanjung benoa tolak reklamasi yang berjumlah 100 bendera yang di pasang di masing-masing rumah warga, jumlah akan di tambah karena bendera masih proses cetak. Ketua Tanjung Benoa Tolak Reklamasi, Wayan Kartika menyatakan aksi diikuti ratusan warga asli Tanjung Benoa sebagai bentuk penolakan terhadap segala upaya dari pihak pihak yang menginginkan terjadinya reklamasi, “Jika terjadi akan menimbulkan dampak yang sangat berbahaya bagi Tanjung Benoa” ujarnya Wayan Kartika juga menambahkan “Tanjung Benoa merupakan daerah terdampak lansung jika terjadi reklamasi, sehingga masyarakat tanjung benoa berdasarkan surat keputusan bersama harus menaati surat tersebut”  imbuhnya dalam rilis diterima KabarNusa.com. Wayan Kartika juga menambahkan agar masyarakat berkaca dengan reklamasi yang ada di Pulau Serangan yang merusak ekosistem. Aksi masyarakat Tanjung Benoa ini adalah aksi keempat kalinya dilakukan, pertama dilakukan di tengah Teluk Benoa dengan menggunakan boat. Kedua melakukan pakelem (upacara agama) di Teluk Benoa, ketiga dengan memasang baliho tolak reklamasi  Aksi ketiga dikoordinatori GEMPAR (gerakan masyarakat dan pemuda tolak Reklamasi) Tanjung benoa serta aksi ke empat ini di koordinatori oleh Tanjung Benoa Tolak Reklamasi. Sumber: Kabar Nusa