Desember 11th, 2017 // ForBALI

Ribuan Orang Hadiri Konser Semakin Dibungkam Semakin Melawan

Dokumentasi konser Semakin Dibungkam Semakin Melawan, 10 Desember 2017 03

Setelah sore harinya mengadakan acara bincang santai mengenai kondisi HAM di Bali, Amnesty International Indonesia dan ForBALI menggelar konser musik “Semakin Dibungkam Semakin Melawan” pada minggu malam 10 Desember 2017 bertempat di Taman Baca Kesiman.

Beberapa band tampil malam itu, di antaranya Jangar, The Eastbay, Patrick The Bastard, Geekssmile, Punk Reformasi, Rastafara Cetamol dan juga seni bondres Temuyuk Mekuris dan band dari Jakarta, Marjinal mengakhiri konser musik yang dipadati ribuan orang tersebut.

Roy Djihard dari kelompok Punk Reformasi yang merupakan gabungan dari beberapa band punk di Bali menyampaikan bahwa mereka sangat mendukung acara yang diselenggarakan untuk merayakan Hari HAM International tersebut. Menurutnya pelanggaran HAM banyak terjadi di Bali utamanya terhadap gerakan masyarakat Bali menolak reklamasi.

“Kami akan selalu berada dibarisan depan dalam melawan kerakusan yang ingin merusak tanah Bali”, ungkap Roy yang juga diamini Jayak, anggota Punk Reformasi lainnya. “Kita harus bangkit melawan terhadap usaha-usaha pembungkaman suara rakyat,” tandas Jayak.

Sementara Mike dari Marjinal menyampaikan mereka sangat salut terhadap perjuangan masyarakat Bali dalam menolak reklamasi Teluk Benoa yang dikoordinir oleh ForBALI dan selama mereka berada di Bali pasti menyempatkan waktu untuk ikut menyuarakan perlawanan utamanya kepada para pemuda agar jangan pernah takut menyuarakan kebenaran. “Semakin ditekan kita akan semakin melawan tindakan-tindakan pembungkaman,” ujar Mike.

Wayan Gendo Suardana, Koordinator Umum ForBALI yang mendapat kesempatan orasi menyampaikan bahwa ForBALI dalam melakukan perjuangan jauh dari tindakan-tindakan kekerasan, perjuangan dilakukan dengan damai dalam mencapai tujuan seperti yang ditunjukkan malam itu. “Ribuan orang hadir malam ini untuk bersolidaritas demi tegaknya HAM di Indonesia dan jauh dari insiden apapun, ini menunjukkan bahwa kita adalah orang-orang yang mengedepankan perdamaian dalam mencapai tujuan,”tandas Gendo.

Pada konser musik tersebut juga dibuka kotak donasi untuk membantu pengungsi erupsi Gunung Agung yang disalurkan melalui posko peduli yang dibentuk ForBALI bersama Walhi Bali.

Dua hari setelah konser di acara peringatan hari HAM, Marjinal juga tampil di STT. Eka Dharma untuk menolak reklamasi Teluk Benoa.

Dalam rangka memperingati HUT ke-50 STT. Eka Dharma, Banjar Busung Yeh Kauh, Desa Pekraman Denpasar pada 12 Desember digelar pentas seni yang bertempat di Balai Banjar Busung Yeh Kauh Desa Pekraman Denpasar. Sebelum pentas seni berlangsung juga dilaksanakan serah terima kepengurusan STT yang baru.

Ketua STT. Eka Dharma, I Komang Tri Nugraha menjelaskan malam pentas seni tersebut merupakan acara puncak memperingati HUT STT setelah sebelumnya pada tanggal 10 Desember 2017 mereka mengadakan kegiatan jalan santai. Pada malam puncak perayaan tersebut juga dibangkitkan semangat perjuangan menolak reklamasi Teluk Benoa dengan mengundang band Marjinal dari Jakarta yang selama ini terus bersolidaritas bagi perjuangan masyarakat Bali dalam menolak reklamasi Teluk Benoa. “Semangat ini harus terus dibangkitkan karena perjuangan panjang menolak reklamasi cukup menguras energi,” ujarnya.

Mike dari band Marjinal yang malam itu menutup pentas seni menyampaikan bahwa ia bersama teman-temannya merasa bangga berada ditengah-tengah pemuda adat Banjar Busung Yeh Kauh. “Bangga berada ditengah-tengah taruna taruni yang memiliki sikap juang kesadaran serta kepedulian tinggi untuk bela rasa atas keadaan Ibu Pertiwi,” ujar Mike.

Ia juga menambahkan “Saya dan teman-teman Marjinal bagaikan handphone yang lowbatt dan mendapatkan energi malam ini dari semangat besar para pemuda, semoga semangat ini terus berkelanjutan menjadi pelita yang menerangi negeri hati kaum muda dan masyarakat Bali dalam perjuangan menolak reklamasi Teluk Benoa.”

Selain Marjinal, band-band yang tampil malam itu yaitu D’Story, STNK, Lanang Oi, Ampibi Band dan juga pementasan tarian tradisional Bali.

Dokumentasi konser Semakin Dibungkam Semakin Melawan, 10 Desember 2017 03

Setelah sore harinya mengadakan acara bincang santai mengenai kondisi HAM di Bali, Amnesty International Indonesia dan ForBALI menggelar konser musik “Semakin Dibungkam Semakin Melawan” pada minggu malam 10 Desember 2017 bertempat di Taman Baca Kesiman.

Beberapa band tampil malam itu, di antaranya Jangar, The Eastbay, Patrick The Bastard, Geekssmile, Punk Reformasi, Rastafara Cetamol dan juga seni bondres Temuyuk Mekuris dan band dari Jakarta, Marjinal mengakhiri konser musik yang dipadati ribuan orang tersebut.

Roy Djihard dari kelompok Punk Reformasi yang merupakan gabungan dari beberapa band punk di Bali menyampaikan bahwa mereka sangat mendukung acara yang diselenggarakan untuk merayakan Hari HAM International tersebut. Menurutnya pelanggaran HAM banyak terjadi di Bali utamanya terhadap gerakan masyarakat Bali menolak reklamasi.

“Kami akan selalu berada dibarisan depan dalam melawan kerakusan yang ingin merusak tanah Bali”, ungkap Roy yang juga diamini Jayak, anggota Punk Reformasi lainnya. “Kita harus bangkit melawan terhadap usaha-usaha pembungkaman suara rakyat,” tandas Jayak.

Sementara Mike dari Marjinal menyampaikan mereka sangat salut terhadap perjuangan masyarakat Bali dalam menolak reklamasi Teluk Benoa yang dikoordinir oleh ForBALI dan selama mereka berada di Bali pasti menyempatkan waktu untuk ikut menyuarakan perlawanan utamanya kepada para pemuda agar jangan pernah takut menyuarakan kebenaran. “Semakin ditekan kita akan semakin melawan tindakan-tindakan pembungkaman,” ujar Mike.

Wayan Gendo Suardana, Koordinator Umum ForBALI yang mendapat kesempatan orasi menyampaikan bahwa ForBALI dalam melakukan perjuangan jauh dari tindakan-tindakan kekerasan, perjuangan dilakukan dengan damai dalam mencapai tujuan seperti yang ditunjukkan malam itu. “Ribuan orang hadir malam ini untuk bersolidaritas demi tegaknya HAM di Indonesia dan jauh dari insiden apapun, ini menunjukkan bahwa kita adalah orang-orang yang mengedepankan perdamaian dalam mencapai tujuan,”tandas Gendo.

Pada konser musik tersebut juga dibuka kotak donasi untuk membantu pengungsi erupsi Gunung Agung yang disalurkan melalui posko peduli yang dibentuk ForBALI bersama Walhi Bali.

Dua hari setelah konser di acara peringatan hari HAM, Marjinal juga tampil di STT. Eka Dharma untuk menolak reklamasi Teluk Benoa.

Dalam rangka memperingati HUT ke-50 STT. Eka Dharma, Banjar Busung Yeh Kauh, Desa Pekraman Denpasar pada 12 Desember digelar pentas seni yang bertempat di Balai Banjar Busung Yeh Kauh Desa Pekraman Denpasar. Sebelum pentas seni berlangsung juga dilaksanakan serah terima kepengurusan STT yang baru.

Ketua STT. Eka Dharma, I Komang Tri Nugraha menjelaskan malam pentas seni tersebut merupakan acara puncak memperingati HUT STT setelah sebelumnya pada tanggal 10 Desember 2017 mereka mengadakan kegiatan jalan santai. Pada malam puncak perayaan tersebut juga dibangkitkan semangat perjuangan menolak reklamasi Teluk Benoa dengan mengundang band Marjinal dari Jakarta yang selama ini terus bersolidaritas bagi perjuangan masyarakat Bali dalam menolak reklamasi Teluk Benoa. “Semangat ini harus terus dibangkitkan karena perjuangan panjang menolak reklamasi cukup menguras energi,” ujarnya.

Mike dari band Marjinal yang malam itu menutup pentas seni menyampaikan bahwa ia bersama teman-temannya merasa bangga berada ditengah-tengah pemuda adat Banjar Busung Yeh Kauh. “Bangga berada ditengah-tengah taruna taruni yang memiliki sikap juang kesadaran serta kepedulian tinggi untuk bela rasa atas keadaan Ibu Pertiwi,” ujar Mike.

Ia juga menambahkan “Saya dan teman-teman Marjinal bagaikan handphone yang lowbatt dan mendapatkan energi malam ini dari semangat besar para pemuda, semoga semangat ini terus berkelanjutan menjadi pelita yang menerangi negeri hati kaum muda dan masyarakat Bali dalam perjuangan menolak reklamasi Teluk Benoa.”

Selain Marjinal, band-band yang tampil malam itu yaitu D’Story, STNK, Lanang Oi, Ampibi Band dan juga pementasan tarian tradisional Bali.