Agustus 6th, 2017 // ForBALI

STT Panca Kumara Lakukan Aksi Tolak Reklamasi Teluk Benoa

Pemasangan bendera dan baliho tolak reklamasi oleh STT Panca Kumara

Menyambut Hari Ulang Tahun Sekaa Teruna Truni (STT) Panca Kumara, Banjar Tatasan Kaja, Desa adat Tonja yang ke-40, pemuda yang tergabung dalam STT Panca Kumara melakukan aksi pemasangan baliho tolak reklamasi Teluk Benoa dan pengibaran bendera ForBALI.

Acara tersebut dilakukan pukul 17.30 WITA. Pemuda STT Panca Kumara berjalan dari banjar Tatasan Kaja menuju Setra Bungkeneng sebagai titik pemasangan baliho. Baliho berukuran 2×3 meter dipasang tepat di sebelah selatan Setra Bungkeng, Desa Adat Tonja. Pengibaran bendera dilakukan di sepanjang jalan yang masuk dalam wilayah Banjar Tatasan Kaja. Total bendera yang dikibarkan berjumlah 100 bendera.

Koordinator aksi I Putu Ananda Arif Pradipa mengatakan pemasangan baliho tolak reklamasi Teluk Benoa dan pengibaran bendera ForBALI selain untuk menyambut hari ulang tahun STT Panca Kumara yang ke-40, juga sebagai penegasan sikap bahwa STT Panca Kumara tetap menolak rencana reklamasi Teluk Benoa.

“Pemasangan baliho dan pengibaran bendera ForBALI kali ini adalah untuk memperingati ulang tahun STT Panca Kumara yang ke 40 sekaligus penegasan sikap menolak rencana reklamasi Teluk Benoa,” tegasnya.

Lebih lanjut, Arif merespon penurunan baliho tolak reklamasi Teluk Benoa yang baru terjadi saat kedatangan Presiden Joko Widodo ke Bali. Ia mengatakan perjuangan untuk menolak rencana reklamasi Teluk Benoa tidak Pernah surut. Arif juga meminta agar Desa Adatnya ikut bersikap terkait penolakan rencana reklamasi Teluk Benoa.

“Harapan untuk Desa Adat biar ikut bersikap menolak rencana reklamasi Teluk Benoa,” ujar Arif di sela-sela pemasangan baliho.

Wayan Satra, sebagai penasehat di tim 9 Banjar Tatasan Kaja merespon positif Kegiatan Pemuda STT Panca Kumara. Ia juga menjelaskan bahwa Kelian Adat Banjar Tatasan Kaja dan Kepala Lingkungan Banjar Tatasan Kaja mendukung sikap STT Panca Kumara menolak rencana reklamasi Teluk Benoa. “Tiang punya Kelian Banjar dan Kaling satu suara mendukung pemuda,” ujarnya.

Satra juga berharap pemerintah di Bali tidak melanjutkan rencana reklamasi Teluk Benoa karena Bali sudah memiliki contoh reklamasi di Pulau Serangan yang mengakibatkan daerah pesisir lain terkena abrasi. Ia pun menjelaskan dampaknya bukan hanya di Denpasar. “Jadi, Soka, Negara, semua kena imbasnya,” ujarnya.

Satra juga mengatakan bahwa sampai saat ini Desa Adatnya tidak ada menyinggung permasalahan rencana reklamasi Teluk Benoa dan aksi pemasangan baliho ini murni inisiatif dari pemuda di banjar Tatasan Kaja. Satra juga berharap agar Bendesa Adatnya ikut komitmen menolak rencana reklamasi Teluk Benoa. “Mudah-mudahan desa kita ikut komitmen. Ada aspirasi, ada dukungan,” ujarnya.

Pemasangan bendera dan baliho tolak reklamasi oleh STT Panca Kumara

Menyambut Hari Ulang Tahun Sekaa Teruna Truni (STT) Panca Kumara, Banjar Tatasan Kaja, Desa adat Tonja yang ke-40, pemuda yang tergabung dalam STT Panca Kumara melakukan aksi pemasangan baliho tolak reklamasi Teluk Benoa dan pengibaran bendera ForBALI.

Acara tersebut dilakukan pukul 17.30 WITA. Pemuda STT Panca Kumara berjalan dari banjar Tatasan Kaja menuju Setra Bungkeneng sebagai titik pemasangan baliho. Baliho berukuran 2×3 meter dipasang tepat di sebelah selatan Setra Bungkeng, Desa Adat Tonja. Pengibaran bendera dilakukan di sepanjang jalan yang masuk dalam wilayah Banjar Tatasan Kaja. Total bendera yang dikibarkan berjumlah 100 bendera.

Koordinator aksi I Putu Ananda Arif Pradipa mengatakan pemasangan baliho tolak reklamasi Teluk Benoa dan pengibaran bendera ForBALI selain untuk menyambut hari ulang tahun STT Panca Kumara yang ke-40, juga sebagai penegasan sikap bahwa STT Panca Kumara tetap menolak rencana reklamasi Teluk Benoa.

“Pemasangan baliho dan pengibaran bendera ForBALI kali ini adalah untuk memperingati ulang tahun STT Panca Kumara yang ke 40 sekaligus penegasan sikap menolak rencana reklamasi Teluk Benoa,” tegasnya.

Lebih lanjut, Arif merespon penurunan baliho tolak reklamasi Teluk Benoa yang baru terjadi saat kedatangan Presiden Joko Widodo ke Bali. Ia mengatakan perjuangan untuk menolak rencana reklamasi Teluk Benoa tidak Pernah surut. Arif juga meminta agar Desa Adatnya ikut bersikap terkait penolakan rencana reklamasi Teluk Benoa.

“Harapan untuk Desa Adat biar ikut bersikap menolak rencana reklamasi Teluk Benoa,” ujar Arif di sela-sela pemasangan baliho.

Wayan Satra, sebagai penasehat di tim 9 Banjar Tatasan Kaja merespon positif Kegiatan Pemuda STT Panca Kumara. Ia juga menjelaskan bahwa Kelian Adat Banjar Tatasan Kaja dan Kepala Lingkungan Banjar Tatasan Kaja mendukung sikap STT Panca Kumara menolak rencana reklamasi Teluk Benoa. “Tiang punya Kelian Banjar dan Kaling satu suara mendukung pemuda,” ujarnya.

Satra juga berharap pemerintah di Bali tidak melanjutkan rencana reklamasi Teluk Benoa karena Bali sudah memiliki contoh reklamasi di Pulau Serangan yang mengakibatkan daerah pesisir lain terkena abrasi. Ia pun menjelaskan dampaknya bukan hanya di Denpasar. “Jadi, Soka, Negara, semua kena imbasnya,” ujarnya.

Satra juga mengatakan bahwa sampai saat ini Desa Adatnya tidak ada menyinggung permasalahan rencana reklamasi Teluk Benoa dan aksi pemasangan baliho ini murni inisiatif dari pemuda di banjar Tatasan Kaja. Satra juga berharap agar Bendesa Adatnya ikut komitmen menolak rencana reklamasi Teluk Benoa. “Mudah-mudahan desa kita ikut komitmen. Ada aspirasi, ada dukungan,” ujarnya.