April 4th, 2016 // ForBALI

ST. Putra Kencana Tolak Reklamasi Teluk Benoa

ST Putra Kencana Tolak Reklamasi

Perlawanan rakyat Bali untuk menolak rencana reklamasi Teluk Benoa lagi-lagi muncul dari kaula muda Bali. Sekaa Teruna Putra Kencana, Banjar Dauh Tangluk, Desa Pekraman Kesiman, Denpasar pada Rabu (30/3) mendirikan satu buah baliho tolak reklamasi Teluk Benoa sebagai pernyataan tegas pasca menggelar paruman (Rapat tertinggi, Red) yang mereka gelar pada 20 Maret 2016.

Hal ini disampaikan oleh A.A Ngurah Anom Sanjaya selaku Ketua ST. Putra Kencana. “Penolakan rencana reklamasi disepakati dalam paruman karena seluruh anggota sekaa teruna yang hadir menyatakan menolak rencana reklamasi Teluk Benoa berdasarkan berbagai pertimbangan yang telah dituangkan dalam surat pernyataan sikap kami atas penolakan rencana tersebut,” ungkapnya.

Anom panggilan akrabnya melihat dampak paling besar dari rencana ini akan menyebabkan kerusakan lingkungan di Bali. “Kami merasakan dampak dari reklamasi Pulau Serangan di Pantai Padang Galak yang saat ini mengalami abrasi yang cukup masif, maka dari itu kami bergerak,” terangnya.

Satu buah baliho ini dipasang oleh puluhan pemuda Banjar Dauh Tangluk di perempatan Jalan W.R. Supratman, Jalan Kroya. Pendirian baliho oleh ST Putra Kencana, Banjar Dauh Tangluk, Desa Pakraman Kesiman ini merupakan bentuk kepedulian serta partisipasi pemuda dalam pengawasan pembangunan di Bali.

Dalam penjelasannya mengatakan selaku generasi muda berharap Sekaa Truna lain di Desa Adat Kesiman melakukan hal yang sama karena ini berhubungan dengan keberlanjutan lingkungan serta budaya di Bali, karena diam bukan pilihan. “Diam berarti melakukan pembiaran terhadap upaya perusakan lingkungan Bali,” ungkapnya.

Selain memasang baliho, muda-mudi ini juga sudah membuat pernyataan sikap yang akan segera dikirim ke Presiden Jokowi.

ST Putra Kencana Tolak Reklamasi

Perlawanan rakyat Bali untuk menolak rencana reklamasi Teluk Benoa lagi-lagi muncul dari kaula muda Bali. Sekaa Teruna Putra Kencana, Banjar Dauh Tangluk, Desa Pekraman Kesiman, Denpasar pada Rabu (30/3) mendirikan satu buah baliho tolak reklamasi Teluk Benoa sebagai pernyataan tegas pasca menggelar paruman (Rapat tertinggi, Red) yang mereka gelar pada 20 Maret 2016.

Hal ini disampaikan oleh A.A Ngurah Anom Sanjaya selaku Ketua ST. Putra Kencana. “Penolakan rencana reklamasi disepakati dalam paruman karena seluruh anggota sekaa teruna yang hadir menyatakan menolak rencana reklamasi Teluk Benoa berdasarkan berbagai pertimbangan yang telah dituangkan dalam surat pernyataan sikap kami atas penolakan rencana tersebut,” ungkapnya.

Anom panggilan akrabnya melihat dampak paling besar dari rencana ini akan menyebabkan kerusakan lingkungan di Bali. “Kami merasakan dampak dari reklamasi Pulau Serangan di Pantai Padang Galak yang saat ini mengalami abrasi yang cukup masif, maka dari itu kami bergerak,” terangnya.

Satu buah baliho ini dipasang oleh puluhan pemuda Banjar Dauh Tangluk di perempatan Jalan W.R. Supratman, Jalan Kroya. Pendirian baliho oleh ST Putra Kencana, Banjar Dauh Tangluk, Desa Pakraman Kesiman ini merupakan bentuk kepedulian serta partisipasi pemuda dalam pengawasan pembangunan di Bali.

Dalam penjelasannya mengatakan selaku generasi muda berharap Sekaa Truna lain di Desa Adat Kesiman melakukan hal yang sama karena ini berhubungan dengan keberlanjutan lingkungan serta budaya di Bali, karena diam bukan pilihan. “Diam berarti melakukan pembiaran terhadap upaya perusakan lingkungan Bali,” ungkapnya.

Selain memasang baliho, muda-mudi ini juga sudah membuat pernyataan sikap yang akan segera dikirim ke Presiden Jokowi.